Kamis, 31 Juli 2014
Laporan Praktikum Kimia Dasar Sifat Koligatif Larutan
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Oleh : Nur Aini Solihat
133020382
ABSTRAK
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Kenaikan titik didih adalah bertambahnya titik didih larutan relatif terhadap titik didih peralut murninya. Penurunan titik beku adalah berkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik beku pelarut murninya. Penurunan tekanan uap adalah berkurangnya tekanan uap dalam suatu larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murninya. Tekanan osmosis adalah tekanan hidrostatis yang terbentuk pada larutan untuk menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui selaput semi permeabel. Tujuan percobaan sifat koligatif larutan adalah untuk menentukan penurunan tekanan uap, titik beku larutan, menentukan titik didih, dan menentukan tekanan osmotik suatu larutan.
PENDAHULUAN
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit (Anonim, 2013). Kenaikan titik didih adalah bertambahnya titik didih larutan relatif terhadap titik didih peralut murninya. Titik didih larutan adalah suhu di mana tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarut murni (Anonim, 2012).
Penurunan titik beku adalah berkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik beku pelarut murninya. Titik beku larutan adalah suhu dimana tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarut murni padat (Anonim, 2012).
Penurunan tekanan uap adalah berkurangnya tekanan uap dalam suatu larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murninya. Tekanan uap adalah tekanan gas yang berada di atas zat cair dalam tempat tertutup, di mana gas dan zat cair berada dalam kesetimbangan dinamis (Anonim, 2012).
Tekanan osmosis adalah tekanan hidrostatis yang terbentuk pada larutan untuk menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui selaput semi permeabel. Atau tekanan osmosis adalah tekanan luar yang diberikan pada larutan untuk menghentikan proses osmosis pelarut ke dalam larutan melalui selaput semi permeabel (Anonim, 2012).
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan sifat koligatif larutan adalah H2O, garam, gula pasir. Alat yang digunakan pada percobaan sifat koligatif larutan adalah gelas kimia, klem, statif, thermometer, tabung reaksi, kaki tiga, bunsen, dan batang pengaduk.
Metode Percobaan Kenaikan Titik Didih
Gambar 1. Metode Penentuan Penurunan Titik Didih Sukrosa dan Garam
Metode Percobaan Penurunan Titik Beku
Gambar 2. Metode Penentuan Titik Beku Sukrosa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Penurunan Titik Didih dan Kenaikan TitikBeku
Sampel | Tb | Tf | Berdasarkan Praktikum | Berdasarkan Teori |
∆Tb | ∆Tf | ∆Tb | ∆Tf |
Air | 92oC | 0 oC | - | - | - | - |
Larutan gula A 0,5 gram | - | -0,5 oC | - | 0,5 oC | - | 0,543 oC |
Larutan gula B 0,25 gram | - | 0 oC | - | 0 oC | - | 0,27 oC |
Larutan gula | 91 oC | - | 9 oC | - | 0,076 oC | - |
Larutan garam | 89 oC | - | 11 oC | - | 0,89 oC | - |
(Sumber, Nur Aini Solihat, Meja 1, Kelompok P, 2013)
Gambar 3. Grafik Kenaikan Titik Didih
Gambar 4. Grafik Penurunan Titik Beku
Dari percobaan sifat koligatif larutan dengan sampel air didapatkan titik didih Tb sebesar 92oC dan titik beku Tf sebesar 0oC. Dengan metode penurunan titik beku dengan sampel larutan gula A 0,5 gram didapatkan titik beku Tf sebesar -0,5oC, penurunan titik beku berdasarkan praktikum ∆Tf sebesar 0,5oC, penurunan titik beku berdasarkan teori ∆Tf sebesar 0,543oC, sampel larutan gula B 0,25 gram didapatkan titik beku Tf sebesar 0oC, penurunan titik beku berdasarkan praktikum ∆Tf sebesar 0oC, penurunan titik beku berdasarkan teori ∆Tf sebesar 0,27oC. Dengan metode kenaikan titik didih dengan sampel larutan gula 2,5 gram didapatkan titik didih Tb sebesar 91oC, kenaikan titik didih berdasarkan praktikum ∆Tb sebesar 9oC, kenaikan titik didih berdasarkan teori ∆Tb sebesar 0,076oC, sampel larutan garam 2,5 gram didapatkan titik didih Tb sebesar 91oC, kenaikan titik didih berdasarkan praktikum ∆Tb sebesar 11oC, kenaikan titik didih berdasarkan teori ∆Td sebesar 0,88oC.
Faktor kesalahan yang terjadi pada percobaan sifat koligatif larutan adalah kesalahan melihat skala pada thermometer, thermometer menyentuh dinding atau alas sehingga tidak mengukur suhu larutan, pada percobaan kenaikan titik beku gula tidak sampai beku sempurna.
Diantara garam, air dan gula yang mempunyai kenikan titik didih terendah adalah garam karena garam adalah larutan elektrolit dan yang mempunyai titik didih tertinggi adalah air karena pada ketetapannya air mempunyai titik didih 100oC .
Hasil percobaan titik didih larutan gula berbeda dengan larutan garam, yang jumlah beratnya sama,
Kenaikan titik didih larutan gula < dari pada kenaikan titik didih larutan NaCl, Karena larutan NaCl merupakan larutan elektrolit yang dipengaruhi dengan faktor Van’thoff sehingga titik didih larutan elektrolit lebih besar daripada larutan nonelektrolit (Sumiati, 2013).
Diantara larutan gula A 0,5 gram dan larutan gula B 0,25 gram yang mempunyai titik beku paling rendah adalah larutan gula B, karena semakin sedikit konsentrasi suatu pelarut semakin rendah titik bekunya.
Fungsi penambahan garam dalam es batu akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya (Syanisha, 2012). Berdasarkan data yang kami dapatakan saat melakukan percobaan, terdapat perbedaan titik beku antara larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit. Perbedaan titik beku kedua larutan tersebut dikarenakan jumlah partikel yang berbeda.larutan elektrolit akan mengion atau terurai menjadi ion – ion, sehingga jumlahnya partikelnya lebih banyak, tetapi larutan nonelektrolit tidak akan mengion, sehingga jumlah partikelnya tidak akan berubah, setelah dilarutkan/ jumlahnya lebih sedikit. Jumlah partikel yang lebih banyak, akan membuat larutan elektrolit lebih sukar membeku, sehingga membutuhkan suhu yang lebih rendah, dan waktu yang lama. Hal inilah yang membuat titik beku larutan elektrolit lebih rendah (Permana, 2011).
Dari percobaan titik beku larutan didapatkan titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut.
Titik beku merupakan salah satu sifat koligatif suatu larutan, dari pengertian sifat koligatif yaitu sifat – sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel terlarutnya (Purba,2007). Berdasarkan teori tersebut, dan hasil data yang kami peroleh ( Titik beku antara larutan NaCl 1 m dengan larutan NaCl 2 m), kami dapat analisa bahwa semakin besar konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan, maka semakin rendah titik beku larutan tersebut, dan semakin rendah konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan semakin tinggi . Hal ini disebabkan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi, mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak sehingga lebih sukar untuk membuat tekanan padatannya sama dengan tekanan uap cairannya. Sehingga titik beku larutan tersebut lebih rendah atau peristiwa saat larutan tersebut mulai membeku lebih lama (Pramana, 2011)
Faktor – faktor yang mempengaruhi titik beku larutan adalah pertama konsentrasi larutan, semakin besar konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan, maka semakin rendah titik beku larutan tersebut, dan semakin rendah konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan maka titik beku larutan akan semakin tinggi , kedua keelektrolitan Larutan, larutan elektrolit akan semakin sukar membeku (titik beku lebih rendah) daripada larutan non elektrolit, ketiga jumlah partikel, semakin banyak jumlah partikel zat terlarut, titik didih semakin rendah, dan semakin sedikit jumlah partikel maka titik didih semakin tinggi (Pramana, 2011).
Faktor yang mempengaruhi kenaikan titik didih adalah konsentrasi (molalitas) Hasil eksperimen Roult menunjukan bahwa Kenaikan titik didih larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti dengan penurunan titik beku pelarut murni, atau titik beku larutan lebih kecil dibandingkan titik beku pelarutnya.. Hal yang berpengaruh pada kenaikan titik didih adalah harga kb dari zat pelarut. Kenaikan tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol terlarut khususnya yang terkait dengan proses ionisasinya. Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didik harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit.
KESIMPULAN
Dari percobaan sifat koligatif larutan dengan sampel air didapatkan titik didih Tb sebesar 92oC dan titik beku Tf sebesar 0oC. Dengan metode penurunan titik beku dengan sampel larutan gula A 0,5 gram didapatkan titik beku Tf sebesar -0,5oC, penurunan titik beku berdasarkan praktikum ∆Tf sebesar 0,5oC, penurunan titik beku berdasarkan teori ∆Tf sebesar 0,543oC, sampel larutan gula B 0,25 gram didapatkan titik beku Tf sebesar 0oC, penurunan titik beku berdasarkan praktikum ∆Tf sebesar 0oC, penurunan titik beku berdasarkan teori ∆Tf sebesar 0,27oC. Dengan metode kenaikan titik didih dengan sampel larutan gula 2,5 gram didapatkan titik didih Tb sebesar 91oC, kenaikan titik didih berdasarkan praktikum ∆Tb sebesar 9oC, kenaikan titik didih berdasarkan teori ∆Tb sebesar 0,076oC, sampel larutan garam 2,5 gram didapatkan titik didih Tb sebesar 91oC, kenaikan titik didih berdasarkan praktikum ∆Tb sebesar 11oC, kenaikan titik didih berdasarkan teori ∆Td sebesar 0,88oC.
Komentar
Posting Komentar